Connect with us

Subscribe

Berita

Mengenal Part Penting di Mobil Formula 1 2022

Jika berbicara mengenai Formula Satu (F1) maka tidak bisa jauh dari kombinasi aerodinamika dan kestabilan.

Source : Aston Martin Aramco Cognizant F1 Team

Mobilman – Jika berbicara mengenai Mobil Formula 1, maka tidak bisa jauh dari kombinasi aerodinamika dan kestabilan. Ajang balap mobil kursi tunggal yang sudah dimulai sejak tahun 1930-an itu merupakan olahraga yang sangat mengandalkan aerodinamika mobil.

Tim balap yang terjun di F1 bisa menghabiskan puluhan hingga ratusan juta untuk mengembangkan mobil balap mereka.

Mobil yang dikembangkan wajib dapat melahap trek lurus dengan cepat, dan menikung secara stabil.

Atau istilahnya, tim balap sebisa mungkin ‘mengendalikan’ dan memanfaatkan angin agar mobil mereka bisa bekerja maksimal.

Karena itu, bentuk mobil F1 jauh berbeda dengan mobil pada umumnya.

Sangat banyak komponen yang terdapat dalam mobil F1.

Namun, kami akan coba merangkum komponen-komponen tersebut sehingga Anda tidak perlu pusing untuk memahami struktur mobil Formula 1.

Baca juga:

Aerodinamika Mobil Formula 1

Front wing

mobil formula 1
SILVERSTONE CIRCUIT, UNITED KINGDOM – JULY 15: The 2022 Formula 1 car launch event on the Silverstone grid. Front detail during the British GP at Silverstone Circuit on Thursday July 15, 2021 in Northamptonshire, United Kingdom. (Photo by Charles Coates / LAT Images) (Motoristo.com)

Bagian ini merupakan salah satu bagian yang sangat penting dari mobil F1. Bentuk sayap depan selalu berubah, mengikuti regulasi yang ditetapkan oleh FIA.

Dikatakan sangat penting, karena front wing atau sayap depan merupakan bagian yang pertama kali bekerja memecah angin untuk aerodinamis saat mobil dijalankan.

Sayap depan bekerja untuk menciptakan downforce dan mengatur aliran udara yang berada di sekitar ban.

Downforce atau daya tekan merupakan cara untuk menekan mobil agar semakin dekat ke trek.

Downforce memanfaatkan aliran angin yang dilewati oleh mobil F1 untuk menekan mobil F1. Dengan downforce yang cukup, mobil dapat melaju cepat dan menikung dengan stabil.

Downforce didapat saat angin mengalir menuju bagian depan. Saat mendapat tekanan dari angin, bagian tersebut bekerja untuk memecah angin.

Angin bertekanan tinggi akan mengalir ke bagian atas, sedangkan angin bertekanan rendah mengalir ke bagian bawah mobil.

Angin yang bertekanan tinggi akan mendorong mobil ke bawah, menciptakan downforce dan membuat mobil lebih menempel ke trek.

Efek dari downforce akan membuat pengemudi lebih mudah berakselerasi di trek lurus dan lebih mudah menikung dengan stabil dan cepat.

Namun, angin tidak hanya mengalir ke dua bagian itu saja, melainkan juga ke sisi front wing.

Angin yang mengalir ke bagian samping akan mengurangi efektifitas front wing.

Maka dari itu, terdapat satu tambahan di bagian sisi front wing yang bernama endplate.

Endplate berfungsi untuk mengurangi ‘angin kotor’ tersebut dan mengalihkan angin ke bagian bawah mobil.

Tanpa endplate, angin yang mengalir ke arah samping akan menciptakan vortex (pusaran angin). Vortex akan memberikan hambatan pada mobil.

Karena perannya yang sangat penting, bentuk front wing acap kali berubah, mengikuti regulasi dari FIA.

Khusus untuk musim 2022, tiap tim F1 punya sedikit kebebasan untuk meracik front wing sesuai keinginan mereka.

Barge board & side pod.

Bisa dibilang, dua komponen ini saling bekerja sama.

Bargeboard adalah komponen aerodinamika yang terletak di sisi kokpit, berdekatan dengan ban dan side pod.

Bargeboard berfungsi untuk mengatur arah angin yang tidak beraturan, yang datang dari arah depan ke arah side pod untuk mendinginkan beberapa komponen.

Selain berfungsi untuk mengarahkan angin ke side pod, bargeboard juga berfungsi mendorong angin dari bodi mobil. Sehingga aerodinamika mobil tetap terjaga.

Sedangkan side pod adalah bagian mobil yang terletak di sisi bodi mobil.

Side pod memiliki lubang besar di bagian depan. Lubang tersebut berfungsi untuk mendinginkan intercooler dan mengalirkan angin ke arah belakang mobil, atau lebih tepatnya ke arah exhaust.

Selain itu, side pod juga menjadi tempat bagi beberapa komponen mobil dan terintergrasi dengan side impact structure.

Ground Effect

Source : formula1.com

Pada tahun 1977, Colin Chapman menciptakan mobil bernama Lotus 78 untuk mengikuti ajang balap Formula 1.

Selain liverynya yang ikonik, mobil ini juga dikenal sebagai pelopor ground effect.

Dengan memanfaatkan side skirt, Lotus 78 berhasil mendapatkan downforce yang fenomenal.

Downforce yang dihasilkan membuat Lotus 78 mendapat lebih banyak cengkeraman dan kecepatan menikung yang lebih baik.

Ground effect merupakan cara tim F1 meraih downforce dengan memanfaatkan floor mobil.

Floor mobil atau bagian bawah mobil F1 2022 akan terdapat tunnel atau semacam cekungan yang disebut Venturi Tunnel.

Dengan begitu, dirty air yang dihasilkan oleh front wing dan ban yang berputar akan mengalir ke area floor mobil. Angin yang mengalir tersebut akan memberikan tekanan dan membuat mobil mencengkeram trek lebih optimal.

Angin tersebut terus mengalir hingga ke bagian belakang hingga keluar melewati diffuser.

Dirty air sendiri merupakan aliran udara ‘kotor’ yang terdapat di bagain belakang mobil. Angin kotor tercipta dari putaran udara di belakang mobil, dan putaran udara tersebut membuat mobil yang sedang melakukan slipstream kekurangan downforce.

Akibatnya, dirty air akan mengurangi performa mobil di belakang cukup signifikan.

Ground effect pernah dilarang digunakan hingga tahun 2021.

Dan pada tahun 2022 ini, ground effect kembali dibolehkan FIA.

Alasan dikembalikannya ground effect adalah agar mobil F1 dapat mengelola dirty air secara lebih baik untuk menambah downforce serta mengurangi ketergantungan downforce dari front wing, bargeboard, dan rear wing.

Dengan begitu, mobil F1 2022 dapat melakukan slipstreaming serta overtaking secara lebih maksimal.

Mengapa begitu? Karena, mobil F1 musim 2021 cukup kesulitan melakukan kedua aksi tersebut. Alasannya adalah dirty air yang menghambat kelincahan mobil.

Dengan adanya ground effect, dirty air dapat ‘diolah’ menjadi sumber downforce yang efektf.

Diffuser Mobil Formula 1

Di bagian belakang mobil Formula 1, terdapat sebuah bagian yang berada di bawah, dengan bentuk seperti garis-garis.

Diffuser merupakan bagian mobil yang berfungsi untuk mempercepat aliran angin yang berada di bagian bawah mobil.

Semakin cepat angin tersebut mengalir, maka downforce akan semakin besar karena tekanan angin dari bagian atas mobil didapat secara maksimal.

Diffuser memiliki peranan yang sangat penting. Tanpa diffuser, mobil tidak bisa melahap tikungan secara cepat.

Merancang diffuser juga sangat rumit. Maka dari itu, bagian ini sering kali dirahasiakan oleh tim balap agar tidak dicontek oleh tim lain.

Downforce yang didesain dengan benar akan memberikan keuntungan yang sangat besar, mulai dari downforce yang maksimal sampai tanpa drag sedikitpun.

Salah satu contoh desain diffuser yang sangat baik adalah double-decker diffuser milik mobil Brawn GP.

Memanfaatkan celah dalam regulasi saat itu, tim teknisi Brawn GP merancang diffuser sedemikian rupa.

Alhasil, Brawn GP yang memiliki status sebagai tim baru, secara mengejutkan dapat meraih enam kemenangan dari tujuh balapan awal musim 2009 Jenson Button berhasil menjadi juara.

Airbox

Bagian ini terletak di atas kepala pembalap.

Lubang airbox atau airbox inlet memiliki bentuk yang berbeda setiap tim-nya, menyesuaikan keperluan mesin mobil tersebut.

Airbox berfungsi untuk mengalirkan angin ke bagian mesin, khususnya ke bagian turbo compressor.

Selain itu, airbox juga berfungsi sebagai pelindung pilot jet darat.

Senada dengan side pod, airbox juga terintegrasi dengan impact structure.

Jika sebuah mobil F1 terguling, maka airbox akan ‘menghambat’ putaran mobil agar tidak terlalu parah, dan mengurangi resiko pembalap terluka berat.

Rear wing

Sama dengan front wing, rear wing atau sayap belakang merupakan komponen penting dalam urusan aerodinamika.

Rear wing bertugas untuk mengalirkan angin ke arah belakang mobil.

Angin yang mengalir ke arah belakang tersebut akan memberikan daya tekan pada bilah rear wing, dan membuat traksi ban menjadi lebih baik.

CARI MOBIL BEKAS? KLIK LINK DI BAWAH:

Dengan traksi ban yang lebih baik, mobil akan jadi lebih stabil saat bermanuver.

Hingga tahun 2021, bentuk rear wing bermacam-macam, namun yang paling umum biasanya berbentuk boxy.

Namun untuk musim 2022, regulasi baru dari FIA membuat sayap belakang memiliki bentuk yang lebih besar dan melengkung di bagian tengah.

Bentuk tersebut bertujuan untuk mengurangi dirty air yang dihasilkan.

Sebelum regulasi baru, dirty air dari rear wing dengan bentuk kotak mengalir langsung ke depan mobil yang ada di belakang. Sehingga, aksi salip-menyalip cukup sulit dilakukan.

Nah dengan bentuk baru ini, dirty air diarahkan ke bagian atas mobil lawan, sehingga dapat melakukan slipstream dan menyalip lebih mudah.

Selain itu, salah satu sistem aerodinamika yang bernama DRS juga terletak di rear wing.

Diperkenalkan dari tahun 2011, DRS (Drag Reduction System) merupakan sistem yang berfungsi untuk mengurangi drag dengan cara membuka flap atau bilah pada sayap belakang mobil.

Kaki-kaki Mobil Formula 1

Ban

Apalah arti sebuah kendaraan tanpa ban.

Begitu juga Formula 1, ban sangat penting bagi performa mobil dan strategi tim balap.

Berbeda dengan ban mobil pada umumnya, ban mobil F1 diciptakan khusus untuk performa tinggi dan diharuskan memiliki kualitas yang sangat baik untuk melakukan manuver di sirkuit.

Ban mobil F1 pernah beberapa kali berganti supplier, mulai dari Goodyear, Michelin, hingga Bridgestone.

Sedangkan untuk musim 2022, ban mobil F1 masih disupply oleh Pirelli, yang konsisten menjadi supplier sejak tahun 2011.

Salah satu ciri khas ban mobil F1 adalah berwarna-warni.

Warna-warna tersebut bukanlah hiasan belaka, namun menjadi pertanda jenis compound ban yang digunakan.

Untuk musim 2022, Pirelli menghadirkan ban dengan lima warna, dengan rincian tiga warna untuk ban kering dengan nama P Zero, dan dua warna untuk ban basah dengan nama Cinturato.

Selain warna, bentuk ban kering dan ban basah juga berbeda. Ban kering memiliki tampilan yang polos atau dikenal dengan ban slick, sedangkan ban basah memiliki tapak untuk membuang air.

Warna pertama adalah warna putih. Ban berwarna putih menggunakan compound keras.

Ban berwarna putih memiliki durability yang tinggi, namun daya cengkram yang ‘biasa saja’. Karena durability yang tinggi, pembalap tidak perlu sering masuk pit stop.

Namun daya cengkram yang dihasilkan tidak begitu optimal karena ban tidak langsung panas.

Warna kedua adalah warna merah. Ban berwarna merah menggunakan compound hard.

Berbeda dengan ban berwarna putih, ban ini memiliki daya cengkram atau grip yang luar biasa, namun durability yang rendah.

Ban hard dapat langsung gaspol karena memiliki material compound yang lebih mudah panas, sehingga mobil bisa langsung berakselerasi dan bermanuver secara agresif.

Biasanya, ban ini digunakan saat melakukan kualifikasi dan saat pembalap sedang mengamankan posisi pole position di akhir balapan.

Namun ban ini memiliki durability yang rendah. Ban ini hanya bertahan beberapa putaran saja. Dan jika dipaksakan, resiko turunnya performa secara drastis hingga ban pecah bisa terjadi.

Warna ketiga adalah warna kuning. Ban berwarna kuning menggunakan compound medium.

Ban ini adalah penengah antara ban hard dan ban soft, karena memiliki kombinasi antara durability dan grip yang seimbang.

Ban medium biasanya digunakan tergantung strategi tim, apakah ingin gaspol namun tetap durable sejak lap awal, atau dimasukkan di pertengahan balapan untuk mengejar pembalap lainnya.

Warna keempat adalah warna hijau. Ban berwarna hijau menggunakan compound medium.

Ban ini biasanya digunakan jika trek tidak begitu basah.

Biasanya tim balap memilih ban ini saat tiba-tiba turun hujan ringan, atau ada kemungkinan cuaca berubah menjadi cerah.

 Warna terakhir adalah warna biru. Ban berwarna biru. Ban berwarna biru menggunakan compound full wet.

Sesuai namanya, ban ini hanya bisa digunakan saat hujan sedang dan trek benar-benar basah.

Tapak ban biru lebih besar dibanding ban hijau, dengan begitu, ban ini bisa membuang air lebih maksimal.

Suspensi Mobil Formula 1

Suspensi adalah salah satu bagian yang cukup rumit di mobil Formula 1.

mobil formula 1

Pada dasarnya, suspensi pada kendaraan bermotor berfungsi untuk meredam getaran saat kendaraan melewati jalan yang tidak rata, memberikan kenyamaman bagi penumpang, serta menjaga komponen lain agar tidak rusak.

Namun, ada beberapa perbedaan fungsi suspensi pada mobil F1.

Faktor kenyamanan bukan lagi poin penting.

Suspensi F1 diracik sedemikian rupa agar dapat mendongkrak performa mobil serta menjaga kestabilan saat bermanuver.

Tantangan lainnya, suspensi F1 harus memiliki bobot yang ringan, namun tetap kokoh saat menopang mobil, serta mendukung aerodinamika.

Itulah alasan mengapa suspensi dapat dikatakan sebagai bagian yang cukup rumit.

Secara garis besar, suspensi mobil F1 terdiri dari tiga bagian, yaitu inboard suspension yang terletak di dalam body mobil,  outboard suspension, dan dua bagian wishbones dan steering rod.

Bagian yang sering mengalami pergerakan adalah pushrod atau pullrod.

Umumnya, pushrod dipasang di roda depan, dan pullrod di roda belakang.

Namun untuk musim 2022, suspensi pushrod juga terdapat di bagian depan mobil.

Karena mobil F1 menggunakan suspensi independen, maka di bagian tengah terdapat komponen bernama anti-roll bar 

Bagian tersebut berfungsi untuk menjaga kestabilan mobil atau mengurangi rasa limbung pada mobil.

Karena sangat rumit, biasanya suspensi dirancang dan diproduksi secara mandiri oleh tim balap masing-masing, menyesuaikan karakter mobil.

Selain itu, karakter suspensi bisa diubah-ubah, tergantung kondisi lintasan dan juga regulasi.

Suspensi yang tepat akan membuat mobil stabil dan menjaga ground clearence. Selain itu, Suspensi juga meningkatkan grip pada ban mobil.

Rem

Untuk menghentikan laju jet darat, maka diperlukan sistem pengereman yang kuat.

Mobil Formula 1 memiliki sistem pengereman yang rumit dan canggih.

Saat pembalap menginjak pedal rem, tekanan yang dihasilkan akan disalurkan ke dua master silinder, silinder pertama akan mengaktifkan rem depan dan silinder kedua akan mengaktifkan rem belakang.

Tekanan dalam silinder tersebut akan mengalirkan minyak rem menuju kaliper dan membuat kampas rem menjepit cakram rem.

Saat terjadi pengereman, ban akan menahan laju mobil dan terjadi kondisi yang bernama load transfer.

Load transfer adalah kondisi dimana beban mobil berpindah ke bagian depan.

Karena itu, umumnya pengaturan rem mobil F1 adalah front bias atau pengereman mobil dialihkan ke bagian depan agar dapat menghentikan laju secara maksimal.

Namun saat turun hujan, biasanya kekuatan rem akan dibagi rata, meskipun tetap front bias.

Jika kekuatan rem dibagi rata, maka dapat menghindari kondisi lock-up atau ban terkunci yang dapat menyebabkan mobil tergelincir.

Mesin

Formula 1 terkenal sebagai ‘jet darat’ karena tenaga yang dihasilkan mesin dapat membuat mobil F1 melaju dengan sangat cepat.

Mesin F1 terletak di belakang, tepat di punggung pembalap.

Sepanjang sejara F1, kapasitas mesin mobil F1 berubah-ubah.

Mulai dari 4.5L, 3.0L, 2.4L, dan yang terkini 1.6L V6 turbo hybrid.

Ada dua mesin F1 yang sangat ikonik karena lengkingannya, yaitu mesin 2.4L V8 dan mesin 3.0L V10.

Karena itu, saat pertama kali diperkenalkan pada tahun 2014, mesin hybrid mendapat banyak kritik karena suaranya tidak begitu menggelegar dibanding pendahulunya.

Namun mesin hybrid ini menjamin efisiensi dan tenaga yang tidak kalah besar.

Tenaga mesin hybrid mampu mengeluarkan tenaga hingga 1.000 hp.

Era hybrid juga memiliki sistem baru yang bernama ERS (Energy Recovery System)

ERS akan mengendalikan MGU-K (Motor Generator Unit – Kinetic) dan MGU-H (Motor Generator Unit – Heat).

MGU-K akan mengubah panas yang dihasilkan dari rem menjadi tenaga listrik. Sedangkan MGU-H akan mengubah panas dari ruang bakar mesin yang mengalir ke knalpot, menjadi energi listrik.

Tenaga listrik tersebut nantinya akan digunakan saat balapan. Namun penggunaannya diatur oleh FIA.

Supplier

Supplier mesin F1 juga berubah-ubah tiap tahunnya. 

Beberapa pabrikan seperti Toyota, Jaguar, Ford, Honda, Renault, Cosworth, BMW, BRM (British Racing Motors) Acer, hingga TAG Heuer pernah menyuplai mesin untuk F1.

Untuk musim 2022, hanya ada empat supplier mesin, yaitu Mercedes, Ferrari, Renault, dan Red Bull.

Red Bull sendiri sebenarnya menggunakan mesin dari Honda, namun sudah mendapat lisensi dan dikembangkan oleh tim Red Bull di Milton Keynes.

Jadi sudah jelas, mesin Red Bull akan digunakan oleh tim Red Bull dan Alpha Tauri.

Dan berikut ini daftar mesin beserta tim yang menggunakan:

Mercedes

Mercedes, McLaren, Aston Martin, Williams

Ferrari

Ferrari, Haas, Alfa Romeo

Renault

Alpine

Exhaust

Bagian ini terletak di belakang mobil, memanjang dari mesin mobil.

Panas yang dihasilkan dari knalpot dapat mencapai 1000 derajat celcius.

Selain itu, bentuk pipa exhaust juga unik. Karena harus ‘masuk’ ke tempat yang sempit, maka bentuk pipa exhaust biasanya berlekuk-lekuk agar tetap compact.

Monokok / Cockpit

Bagian ini adalah bagian mobil F1 yang paling kuat agar dapat melindungi pembalap dari tabrakan.

mobil formula 1

Sepanjang sejarah F1, material dasar monokok atau kokpit berubah-ubah, mulai dari alumunium hingga yang sekarang adalah karbon komposit.

Selain kuat, kokpit juga diharuskan memiliki bobot yang ringan. Dengan material karbon komposit, kokpit F1 memiliki berat kurang dari 40 kg namun tetap kokoh untuk melindung pembalap di dalamnya.

Karena berurusan dengan faktor keselamatan, bagian kokpit mengalami crash test berkali kali dengan prosedur yang sangat ketat.

Selain kokpit, ada juga bagian yang bernama Halo, terdapat di bagian atas kokpit.

Halo berfungsi sebagai perangkat keselamatan yang melindungi kepala pembalap.

Halo terbuat dari bahan titanium dan mulai diperkenalkan pada tahun 218.

Pada awalnya banyak yang tidak menyetujui Halo, karena dianggap merusak tampilan mobil F1.

Namun seiring berjalannya balapan, tidak terhitung berapa kali Halo menyelamatkan pembalap dari cedera berat. 

Yang terakhir terjadi dan masih diingat adalah insiden Verstappen dan Hamilton, dimana kepala Hamilton dilindungi oleh Halo yang menahan ban Verstappen.

Setir Mobil Formula 1

Bentuk setir mobil F1 jauh dari kata ‘normal’, karena sama sekali tidak mirip dengan setir mobil pada umumnya.

Selain berfungsi sebagai kemudi, setir F1 juga merupakan gadget yang menghubungkan pembalap dengan tim-nya.

Ada banyak tombol serta layar LED di setir F1.

Tombol-tombol tersebut merupakan akses yang membuat pembalap dapat mengatur laju mobil serta menjadi akses komunikasi ke pada tim.

Setir mobil Formula 1 terbuat dari material serat karbon, sehingga memiliki bobot yang ringan.

Written By

Penulis artikel asal Jakarta. Menyukai dunia menulis dan mobil sejak duduk di bangku sekolah dasar.

2 Comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement

Trending

Tiket Formula E Mulai Dijual 1 Mei, Paling Murah 250 ribu Rupiah

Formula E

Libur Idul Fitri, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan Sementara

Regulasi

F1 GP Emilia Romagna: Red Bull Mengamuk!

F1

Harga Hyundai IONIQ 5 Resmi Diumumkan, Tembus 700 Juta!

Berita

Advertisement
Connect
Terima Berita Terbaru