Mobilman – Pada pertengahan tahun 2021, pasar mobil di Indonesia digegerkan dengan masalah ketersediaan chip semikonduktor.
Beberapa pabrikan mobil di Indonesia mengaku produksi mobil mereka cukup terganggu.
Chip semikonduktor merupakan barang yang penting untuk mobil era modern.
Chip tersebut bertanggung jawab untuk mengaktifkan fitur-fitur elektrik pada mobil.
Fitur-fitur tersebut antara lain seperti head unit, power window, speedometer digital, sistem rem ABS, dan juga airbag.
Satu mobil modern membutuhkan cukup banyak chip.
Merujuk data dari autofun.co.id, mobil modern saat ini menggunakan sekitar 1.400 microchip.
Sedangkan untuk beberapa mobil mewah bisa menggunakan sekitar 3.000 chip semikonduktor.
Kelangkaan chip ini, khususnya di Indonesia disebabkan oleh tingginya minat membeli mobil baru dan peranti elektronik.
Adanya relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) membuat penjualan mobil di Indoneisa meningkat.
Otomatis permintaan chip semikonduktor dan parts yang dipasok dari pemasok eksternal meningkat.
Krisis ini sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di beberapa negara.
Selain tidak seimbangnya demand dan supply, menurut Johnny Darmawan, ada insiden di pabrik Renesas, pabrik chip yang berlokasi di Jepang.
”Di lain pihak, pabrik itu ada kebakaran di Jepang. Mereka punya chip ada level 1, 2, 3, sekarang ini problemnya yang level 3-4 untuk sound system instruksi-instruksi teknologi tinggi di mobil itu,” ujar Johnny, Ketua Bidang Industri Manufaktur Apindo, seperti yang kami kutip dari CNBC Indonesia (25/10/2021).
Salah satu pabrikan mobil di Indonesia yang bermasalah adalah PT Honda Prospect Motors (HPM).
Salah satu model yang terganggu penjualannya adalah mobil LCGC Honda Brio.
Honda Brio sempat menjadi mobil terlaris di Indonesia.
Namun saat ini, produksi mobil mungil tersebut terganggu dengan krisis chip semikonduktor.
Selain itu, Toyota juga mengurangi kapasitas produksi mobil mereka, karena terhambat dengan krisis chip semikonduktor ini.
Peningkatan permintaan chip semikonduktor juga dipengaruhi oleh lonjakan pembelian gadget.
Adanya peraturan WFH atau Work From Home membuat banyak orang membeli gadget seperti laptop atau ponsel pintar yang mendukung pekerjaan mereka.

Penulis artikel asal Jakarta. Menyukai dunia menulis dan mobil sejak duduk di bangku sekolah dasar.
