Mobilman – Berkendara dalam cuaca hujan diperlukan kewaspadaan yang lebih. Salah satu yang perlu diwaspadai adalah kondisi aquaplaning yang dapat terjadi saat berkendara.
Aquaplaning adalah kondisi dimana terdapat lapisan air di antara ban dan permukaan jalan, yang mengakibatkan ban mobil kehilangan traksi.
Kehilangan traksi dapat berdampak fatal, karena pengemudi kehilangan kendali atas mobilnya.
Aquaplaning dapat terjadi saat mobil melewati jalanan yang basah atau menerabas genangan air.
Dan untuk menghindari gejala aquaplaning, ada beberapa tips yang dapat Anda perhatikan.
Yang pertama, Anda wajib memeriksa kondisi ban Anda.
Sebaiknya hindari berkendara jauh jika ban Anda sudah dalam kondisi tidak baik atau botak.
Ban yang baik memiliki alur atau kembangan yang berfungsi untuk membuang atau mengalirkan air saat melaju.
Sebaliknya, ban yang botak tidak memiliki alur yang bisa membuang air secara sempurna dan tidak memiliki daya cengkram yang kuat.
Namun, bukan berarti Anda perlu menunggu hingga ban Anda botak, baru menggantinya dengan ban baru.
Anda perlu memperhatikan bagian penting ban yang bernama tread wear indicator.
Dikutip dari gridoto.com pada 30/11/2021, tread wear indicator ini berupa panah yang menunjukkan adanya batas penggunaan ban di bagian alur.
Anda disarankan mengganti ban jika batas TWI dengan kembangan ban hanya sekitar 1 mm.
Jika tetap berkendara dengan ban yang botak, apalagi dalam kondisi cuaca hujan, resiko terjadinya aquaplaning akan lebih besar.
Hal tersebut dapat terjadi karena ban tidak lagi memiliki alur yang berguna untuk membuang air, sedangkan mobil terus melaju di jalanan yang basah atau terdapat genangan.
Selanjutnya adalah mengurangi kecepatan laju kendaraan Anda.
Kombinasi antara kecepatan tinggi dan permukaan jalan yang basah atau genangan air adalah penyebab dari terjadinya aquaplaning.
Perlu diingat, mobil dengan ban yang masih bagus pun dapat terkena aquaplaning, jika melaju melewati genangan atau jalanan basah dengan kecepatan tinggi.
Selain itu, dengan mengurangi kecepatan, Anda memiliki jarak aman dengan mobil di depan Anda.
Sehingga, jika mobil di depan Anda berhenti mendadak, Anda memiliki jarak dan waktu yang cukup untuk terhindar dari tabrakan.
Dengan menjaga jarak Anda juga memiliki jarak pandang yang lebih untuk menghindari genangan agar tidak terkena aquaplaning.
Untuk ciri-ciri mobil yang terkena aquaplaning, yang paling sering terjadi adalah suara mesin meningkat, diikuti kecepatan yang bertambah, lalu bodi mobil terasa ringan.
Selain itu, ada juga istilah fishtailing, yaitu kondisi bagian belakang mobil terasa ‘melayang’.
Nah, untuk menghadapi kondisi aquaplaning, ada beberapa cara.
Yang utama adalah tetap tenang. Jika Anda tenang, Anda dapat melakukan cara berikutnya dengan mudah.
Selanjutnya, hindari melakukan pengereman mendadak, secara tenang Anda perlu menahan setir secara lurus.
Kurangi kecepatan dengan mengangkat kaki Anda dari pedal gas.
Jika gejala-gejala di atas sudah mulai berkurang, barulah Anda melakukan pengereman secara lembut, dan jika memungkinkan, pindah ke jalur lambat.
Pertahankan kecepatan Anda dan hindari melakukan akselerasi berlebih.
Satu lagi yang perlu Anda perhatikan, yaitu kondisi wiper.
Selalu pastikan wiper Anda dalam kondisi prima, agar dapat menyapu air dan membantu Anda memiliki pengelihatan yang baik saat berkendara.
Penulis artikel asal Jakarta. Menyukai dunia menulis dan mobil sejak duduk di bangku sekolah dasar.
