Sumber: Bluebird Group
Mobilman – Taksi Blue Bird adalah salah satu perusahaan yang memiliki sejarah panjang di Indonesia.
Berawal dari taksi gelap, Blue Bird melesat menjadi taksi resmi andalan di kota-kota besar.
Pendiri bisnis ini adalah Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono.
Mulanya, bisnis taksi ini mengandalkan dua unit mobil sedan buatan Opel dan Mercedes.
Dua unit sedan tersebut merupakan pemberian dari Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian dan Akademi Hukum Militer, sebagai penghargaan kepada suaminya, Djokosoetono, yang berjasa besar atas pembangunan dua sekolah tersebut.
Mendiang wafat pada tahun 1965.
Baca Juga:
Bisnis taksi pun berjalan dengan nama Taksi Chandra. Semua anggota keluarga menjadi bagian dari bisnis ini.
Dilansir dari Merdeka (31/08/22), nama taksi “Chandra” muncul melalui mulut ke mulut.
Karena, pada saat itu jika ada konsumen yang ingin memesan taksi milik Mutiara, harus memesan melalui telepon. Dan yang menerima telepon tersebut adalah Chandra.
Pada tahun 1971, Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin membuat kebijakan untuk mengatur taksi gelap.
Kebijakan tersebut bertujuan untuk mewujudkan Jakarta yang metropolitan, dan mengatur agar armada taksi menggunakan meteran.
Selain itu, syarat agar perusahaan taksi dapat memiliki surat izin menjadi angkutan resmi adalah harus memiliki 100 unit taksi.
Singkat cerita, pada tahun 1972, Fatimah berhasil menambah jumlah armada serta meluncurkan taksi resmi bernama Blue Bird.
Dengan cat berwarna biru, armada taksi yang diperkuat oleh Holden Torana mulai mengisi jalanan ibu kota, dan terus berkembang hingga ke kota lainnya.

Bluebird saat itu menjadi taksi pertama yang menggunakan sistem tarif berdasarkan argometer dan radio untuk berkomunikasi dengan operator pusat.
Pada tahun 1981, Blue Bird yang masih diperkuat dengan Holden Torana sudah dilengkapi dengan A/C.
Taksi ini bukanlah satu-satunya taksi pada saat itu.
Saat itu Blue Bird bersaing dengan bisnis taksi lain, seperti President Taxi, Taksi Ratax (Radio Taxi), Taksi Gamya, Taksi Ekspress, Taksi Steady Safe, Taxiku, dan banyak lagi.
RATUSAN MOBIL BEKAS DIJUAL, KLIK DIBAWAH:
Blue Bird pun terus berkembang. Di bawah naungan Blue Bird Group, terdapat taksi kelas premium yang bernama Silver Bird. Lalu ada juga Big Bird, Golden Bird, Iron Bird, bahkan Pusaka Blue Bird.
Untuk nama terakhir yaitu Pusaka, sebenarnya tidak ada perbedaan yang besar jika dibandingkan dengan Blue Bird.
Perbedaan hanya terletak di logo saja, dengan taksi Pusaka menggunakan logo telur, sedangkan taksi Blue Bird menggunakan logo khas berupa burung yang melesat.

Sedangkan taksi Silver Bird, yang menggunakan armada mewah semacam Mercedes-Benz dan Toyota Alphard lahir pada 1993.
Di tahun tersebut, armada Silver Bird menggunakan sedan bongsor Nissan Cedric.
Setahun sebelumnya, tepatnya pada tahun 1992, Blue Bird ikut menyukseskan gelaran KTT Non Blok 1992. Dari situs resmi Bluebird Group, dijelaskan bahwa pengemudi taksi Blue Bird menjadi pengemudi resmi pada acara tersebut.
Kini, Blue Bird memiliki armada yang lebih besar dan diperkuat dengan berbagai macam jenis mobil.
Mulai dari Toyota Limo, Toyota Transmover, Honda Mobilio, Mercedes-Benz C200, Toyota Alphard, dan Nissan Serena yang berfungsi sebagai Lifecare Taxi.
Pada tahun 2016, Blue Bird meluncurkan aplikasi My Blue Bird agar tetap bisa bersaing di tengah hingar bingar taksi online.
Dan setahun kemudian, Blue Bird pun berkolaborasi dengan GoJek. Berkat kerja sama ini, konsumen dapat memesan taksi melalui aplikasi GoJek.
Blue Bird pun terus memperbaharui armadanya, termasuk saat menghadirkan taksi listrik buatan BYD E6 dan BYD T3 untuk Blue Bird dan Tesla X untuk Silver Bird.
Baca Juga:
- Wuling Xing Chi Kedapatan Tes Jalan di Indonesia, Masuk Pakai Nama Alvez
- Rekomendasi Mobil Bekas Rp 30 Juta Paling Menarik
Ikuti berita Mobilman paling aktual di Google News
Mengenal Versi Lain Dari Daihatsu Gran Max
Penulis artikel asal Jakarta. Menyukai dunia menulis dan mobil sejak duduk di bangku sekolah dasar.
